Hasil Rangkuman Buku Filsafat Pendidikan (Prof. Dr. Sumarna)


Hasil Rangkuman Buku Filsafat Pendidikan (Prof. Dr. Sumarna)

Postingan ini merupakan hasil dari rangkuman Buku Filsafat Pendidikan (Prof. Dr. Cecep Sumarna), didalam buku tersebut terdapat materi tentang :
I.                    Filsafat Pengetahuan
1.      Pendidikan dan Logika Berpikir
Pendidikan Indonesia, berada dalam kebingungan akut. Pakar pendidikan banyak yang berpendapat bahwa, kegagalan dimaksud terjadi karena rendahnya kualifikasi pendidikan dan tenaga kependidikan. Hal ini terjadi salah satu faktornya adalah karena kecilnya tingkat kesejahteraan dan ambigunya mekanisme karier mereka dalam mengemban amanahnya sebagai tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. Mengantisipasi hal tersebut, Pemerintah Republik Indonesia menerbitkan Undang-Undang dan berbagai Peraturan Pemerintah. Misalnya seperti UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Peraturan Pemerintahan RI Nomor 41 tahun 2009 tentang Tunjangan Profesi Guru, Dosen dan Guru Besar serta Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 tahun 2013 tentang Sertifikat Guru dalam Jabatan dalam Rangka Penataan dan Pemerataan Guru.
2.      Mengapa Filsafat Pengetahuan ?
Banyak pihak menganggap bahwa Filsafat Pengetahuan hanya cocok diberikan untuk mereka yang belajar di S2 atau S3. Mahasiswa yang menurut terminologi dimaksud sudah dapat dan layak berpikir. Hal itu dianggap jauh untuk disebut cocok bagi mereka yang belajar pada jenjang strata SI atau vokasional, jenis apapun pendidikan mereka. Bagi saya, pernyataan tersebut tidak benar, dalam kasusu ini bnayak nya yang tidak paham tentang perkembangan ilmu. Suatu perkemangan yang justru mendorong elaborasi pengetahuan. Bagi saya mata kuliah filsafta ini seharusnya sudah diajarkan sejak seseorang menjadi calon mahasiswa, yakni ketika mereka masih belajar di Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA). Dalam perkembangan selanjutnya, filsafat dan ilmu berpisah. Ilmu bercabang dengan percabangan yang sangat banyak dan luas dengan tingkat akselerasi yang cukup tinggi, terlebih ketika ilmu tumbuh menjadi sesuatu yang praktis dalam apa yang kita sebut dengan trknologi.
3.      Mengapa Ditulis dalam Bentuk Novelat
Banyak pihak bertanya, mengapa disusun dalam bentuk novelat. Ada 3 alasannya, yaitu sebagai berikut :
Pertama, dalam perjalanan panjang saya sebagai dosen pengampu Mata Kuliah Filsafat Pengetahuan, saya banyak bertemu dengan mahasiswa yang sebenarnya gemar berpikir tetapi tidak gemar membaca apalagi gemar menulis. Terlebih jika yang harus dibaca itu adalah kajian filsafat yang memaksa siapapun untuk berpikir kritis.
Kedua, saya memiliki cita-cita yanf dalam anggapan tertentu layak disebut mulia, yakni bahwa pikiran –pikiran yang tertuang dalam kajian filsafat pengetahuan dan metode berpikir yang kemudian saya namakan dengan filsafta pengetahuan, itu sangat strategis dalam pengembangan kreativitas berpikir orang.
Ketiga, secara historis ilmu terlahir karena filsafat. Persoalannya, filsafta lair karena apa? Ternyata dalam kasus-kasus tertentu filsafat lahir karena budaya sastra, budaya seni dan budaya frasa rakyat. Kegiatan filsafat sejatinya kegiatan umum manusia, yang ada sejak manusia bisa berpikir. Inilah keunggulan lain mengapa pada akhirnya saya harus menysun kedalam bentul novel.
II.                 Gerak Dinamis dari Mitos ke Logos
1.      Evolusi Ilmiah
Terdapat keluarga unik yang tinggal dipedalaman, keluarga ini selalu menunjukkan jati diri dan eksistensinya dalam posisi yang sulit dimengerti oleh banyak pihak. Keluarga ini memiliki noktah khusus sebagai pewaris pemikiran aneh menurut ukuran, waktu, tempat dan zamanyang mengitarinya. Keluarga ini memiliki enam anak dengan tipikal satu sama lain yang sangat beragam dan terkesan berbeda. Hanya satu dari sekian anaknya itu yang mampu mengikuti langkah Kaisar dalam beberapa hal yang menjadi kebiasaannya, yaitu bernama Bert. Kaisar selalu mengajak Bert untuk terus membaca dan berpikir. Ia minta kepada Bert untuk merenungkan segala dinamika sosial yang terjadi pada segenap budaya di sekitar mereka dan membaca berbagai referensi kehidupan untuk menambah wawasan hidup yang mereka jalani. Suatu hari Kaisar berkata kepada Bert bahwa dia harus tahu bahwa ilmu yang dikembangkan manusia dari dulu sampai sekarang terus-menerus melahirkan berbagai anak turunannya dalam bentuk teknologi, salah satunya yaitu teknologi informasi. Kaisar juga berkata teknologi informasi telah membuat kamu pada akhirnya, untuk tidak lagi harus memungut serpihan koran yang terinjak orang untuk dibaca beritanya. Kini, kamu hanya tinggal duduk dikursi lalu mendengarkan berbagai berita yang disajikan. Hanya kamu perlu berhati-hati, karena siaran televisi dengan sendirinya akan mengubah kamu dari corak pembaca menjadi corak penonton dan pendengar. Jika situasi itu benar-benar terjadi, kamu jangan sampai meninggalkan budaya membaca, karena membaca harus tetap kamu lakukan sebagai jendela ilmu. Itulah pesan yang diberikan Kaisar untuk Bert.
2.      Evolusi Mistik
Mistik sama dengan legenda dalam konteks posisinya sebagai prosa rakyat, selain itu juga terdapat kesamaan lain misalnya dalam konteks kepercayaan bahwa dalam legenda dianggap benar-benar terjadi meskipun sulit memperoleh pembenaran sejarah.  Ahum berpendapat juga bahwa mistik dan legenda sama, yang menajadi pembedanya yaitu hanya terletak pada anggapan kesucian. Tokoh dalam legenda adalah manusia bukan Tuhan seperti yang terdapat dalam mite.  Hanya saja manusia dalam perannya dilegenda itu, dianggap mempunyai sifat-sifat yang luar biasa karena sering dianggap manusia itu dibantu mahluk-mahluk gaib atau memiliki kekuatan tertentu yang langsung diberikan Tuhan yang juga gaib. Dalam cerita ini Kaisar berpendapat bahwa mistik adalah keyakinan yang didorong atas adanya kekuatan luar biasa diluar diri manusia yang sulit diukur, sulit diempiriskan dan sulit rasionalkan. Tatapi mistik menurut Bert adalah memberi pemahaman akan adanya kepercayaan atas kemampuan sebagian manusia untuk dapat melakukan kontak langsung dengan Tuhan atau sesuatu Yang Maha Kuat hanya saja selalu bersifat gaib.
3.      Menelusuri Evolusi Mistik Yunani Kuno
Kaisar memberitahu nama-nama dewa maupun dewi kepada Bert dewa dewi tersebut yaitu :
         Zeus adalah Dewa dan Pemimpin Olympus. Ia dewa hujan sekaligus dewa langit, ia memiliki tongkat petir dahsyat yang membuat dewa laindan manusia pada umumnya takut kepadanya.
         Poseidon adalah dewa lautan yang menguasai dua pertiga dari bgian bumi, ia dikenal dengan tongkat trisulanya. Poseidon digambarkan sebagai dewa dengan sosok temperamen ( yang membuat lautan selalu dinamis dan bergelombang)
        Hades adalah dewa kematian atau dewa neraka dalam mitologi Yunani, ia dikenal dengan nama Pluto yang berkarakter seperti anjing berkepala tiga yang bernama Cerberus.
       Hestia adalah dewi yang tidak memainkan peran apapun dalam mitologi, ia dikenal sebagai dewi pelindung rumah, pelindung keluarga dan dewi perapian.
       Hera adalah dewi pernikahan karena sifatnya yang snagat mengerti kepedian akibat ketidaksetiaan, ia pernah dikhianati, sehingga menjadi pelindung setia bagi para wanita yang sudah menikah.
      Ares adalah dewa perang, ia tidak disukai oleh kedua orang tuanya yaitu Zeus dan Hera karena dianggap dia selalu haus darah dan merupakan pembunuh berdarah dingin.
     Athena (athene) adalah seorang dewi Yunani yang melambangkan kebijaksanaan, ilmu pengetahuan dan strategi perang.
    Apollo adalah putra hasil hubungan dari Zeus dan Leto. Dia adalah saudara kembar dari Artemis dia juga merupaka dewa musik yang digambarkan selalu memainkan kecapi emas dan merupakan dewa pemanah yang sering memanah dengan busur peraknya.
    Aphrodite adalah dewi cinta, keindahan dan keinginan.
    Hermes adalah putra hasil dari hubungan Zeus dengan Maia., ia merupaka dewa utusan Zeus dan merupkan dewa yang paling cepat diantara dewa lainnya.
    Artemis adalah dewi berburu yang sama liarnya dengan alam itu sendiri   
III.               Evolusi Ilmu
1.      Evolusi lmiah
Kaisar mengatakan bahwa Bert harus mengetahui bahwa di Yunani Kuno, ada pemikir ulang yang mentransisikan fenomena alam yang sebelumnya penuh mistik keranah baru yang lebih obseravsional. Observasi awal yang dilakukan filsuf Yunani ini, telah menghasilkan sistem yang menuntut penggunaan metode ketika menerangkan gejala alam. Dan kamu juga harus tahu bahwa Yunani memiliki dua generasi besar yaitu  Pra Socrates (era transisional) dan fase Socrates itu sendiri (kemampanan ilmiah), dikedua fase ini memiliki perbedaan misalnya, era Socrates unsur-unsur mite masih sangat mempengaruhi sekaligus upaya obseravasional sudah mulai dilakukan, sedangkan di era Socrates aspek observasi ini telah menjadi sesuatu yang kuat dan mapan sehingga mitologi hilang. Hal ini dapat dimaklumi, mengingat dinamika sosial yang melingkupi dua fase ini juga berbeda. Terdapat tiga filsuf yang menggunakan metode yang berbeda satu sama lain. Thales dan Anaximenes itu sangat material-empiris, sedangkan Anaximander itu sangat idealistik dan rasionalis.
2.      Ilmu dan Moral Praktis
Bert lah yang mengawali diskusi dimalam itu, ia mengatakan bahwa tugas yang diberikan Kaisar sudah ditunaikan dengan baik. Ia menyusun dalam hologram-hologram aneh yang sulit dibaca banyak orang. Bert juga menyatakan bahwa tradisi ilmiah tokoh-tokoh kunci Yunani sekelas Thales dan kawan-kawannnya, ternyata diteruskan filsuf brilian seperti Socrates, Plato dan Aristoteles. Melalui tiga serangkai filsuf itulah negeri penuh dengan mitos yang sudah mulai adaptif dengan dunia ilmu ini, tumbuh menjadi pusat perkembangan ilmu pada kelas dunia yang lebih praksis di zamannya. Inilah zaman yang dalam analisis Bert mungkin setara dengan kisah Dzulqarnain dalam Al-Qur’an. Kesimpulan apa yang didapatkan dari perjalanan Socrates itu? Tanya Kaisar. Bert pun menjawab dari sinilah dia menyatakan bahwa manusia akan terbagi kedalam empat kategori yaitu :
1.      Dia tahu dan dirinya sadar kalau dirinya tahu
2.      Ia tahu tetapi ia tidak sadar bahwa dirinya tahu
3.      Ia tidak tahu tetapi ia sadar bahwa dirinya tahu
4.      Ia tidak tahu dan ia tidak sadar bahwa dirin ya tidak tahu
3.      Peran Sastra Dalam Mentrasnformasi Ilmu
Sastra dianggap Bert sebagai sesuatu yang paling netral dalam konteks politik dan selalu mengabdi sepenuhnya kepada kepentingan sastra dan ilmu pengetahuan itu sendiri. Makalah Bert tentang sastra, mendorong hatinya membatin sebab ia meyakini bahwa kehebatan lain yang dimiliki Yunani Kuno adalah penghargaan mereka terhadap dunia sastra. Ia juga mengatakn bahwa karya tertua dunia yaitu karya Homeros, karya ini dapat disebut sebagai kesusastraan klasik dan menjadi peletak dunia seni temporer dengan pengaruh besar bahkan sampai hari ini khsusunya bagi dunia Barat dan Eropa. Peranan kesusastraan ini dapat diibaratkan wayang di Pulau Jawa yang mempunyai pengaruh luar biasa dalam pendidikan masyarakat i zamannya, termasuk bagaimana mentransformasi ajaran Islam yang ideologis kedalam bentuk baru khas Nusantara. Menurut Bert secara geografi Yunani berdekatan dengan daerah Timur Kuno (Cina) dan Babylonia (Mesir). Di dua daerah ini, ilmu pengetahuan dan teknologi sudah berkembang meski perkembangan ilmunya itu sendiri masih terbatas diwilayah di mana pusat dua perkembangan peradaban daerah itu ada.
IV.              Masa Kegelapan Baru
1.      Ilmu di Era Kristen Awal
Bert terenyang kaget, saat dia membaca buku Nurcholish Madjid (1991) yang memuat salah satunya suatu ungkapa misteius yang menyatakan bahwa tradisi awal Kristen sangat jauh berbeda denga tradisi masyarakat Muslim dalam konteks penguasaan ilmu penhetahuan. Selain itu ia juga berhipotesis bahwa sebelum Islam menjadi sebuah sistem ajaran, karena Nabi-nya lahir terakhir yakni sekitar abad ke-7 masehi. Kristenlah yang pertama kali masuk dalam kubangan dunia termasuk mungkin dalam kubangan ilmu pengetahuan. Masalahnya mengapa Nurcholish Madjid mengatakan sesuatu yang sangat mengejutkan. Lalu Bert bertanya kepada Kaisar yang sedang bersama Marhum, apa mungkin Kristen awal berjarak dengan ilmu pengetahuan? Tak diduga marhumlah yang menjawab pertanyaan Bert. Ia mengatakan bahwa era awal Kristen, para filsuf selalu merasa berat menghadapi gerakan kaum gereja, meski bukan berarti filsuf sama sekali hilang diperedaran dunia, termasuk dikalangan gereja sendiri. Harus diakui jika Kristen diperiode awal itu sangat elitis dan ideologis, sehingga tidak ada ruang kritis yang bersiat dialogis.
2.      Sepercik Kesadaran
Bert pertama kali mencari makna dari kata Stoae dengan cara beruzlah sendiri. Ketika mencari makna lalu Bert menyimpulkan bahwa kata Stoae awalnya diambil dari arsitektur Yunani Kuno yang mungkin dibangun para intelektual brilian mereka. Ia menelusuri bentuk bangunan Stoae ini seperti apa bentuknya, ternyata setelah dibolak balik Stoae sebenarnya mirip dengan sejenis jalan tertutup menyerupai serambi dengan fungsi kepentingan umum. Lalu Bert menyimpulkan bahwa Stoae melambangkan sebuah gedung yang melukiskan adanya harmoni dalam hidup. Bangunan yang menyimetriskan antara atap dengan dukungan tiang-tiang yang kokoh telah menyebabkan suasana menjadi demikian berwibawa. Bert melayang mengingat suasana itu seperti cerita dalam lakon masyarakat Arab prakenabian Muhammad yang menempatkan serambi Kkbah relatif mirip seperti apa yang diperagakan di Stoae ini. Yang membedakan yaitu Kakbah di kampung Mekah, sedangkan Stoae dibnagun di tengah dekat dengan pasar (agora).
V.                 Cahaya Baru di Mediterania
1.      Mediterania
Kali ini Bert berbeda dengan biasanya, ia merasa bahwa dirinya Muslim tetapi dalam banyak hal sebutannya sebagai Muslim tak mampu ia tunaikan dengan baik. Di dalam perpustakaan ia begitu gundah ingin mengetahui mengapa dunia termasuk masyarakat dan pemerintah Indonesia begitu kuat memperhatikan dan mendinamisasi perkembangan ISIS di Iran, Irak dan Suriah serta dampaknya tentu saja terhadap dunia Islam termasuk Indonesia. Ia membagi cerita ini dengan lawan diskusinya yaitu Lana. Lana adalah salah satu figur intelektual muda yang dalam kasus tertentu, agak mirip dengan Hypatia dalam cerita Barat Awal, khususnya soal kesenangannya dalam mempelajarai perkembangan filsafat dan ilmu di Sumeria. Bert bertanya, apa yang kamu tahu tentang Mediterania Lana? Hari ini kita dikin takut takut oleh berbagai berita tentang kelompok Masyarakat disini, padahal sejauh yang aku tahu sebetulnya mereka memiliki tradisi keilmuan yang demikian hebat. Kalau begitu kata Bert Mediterania memiliki arti sebagai wilayah yang menjadi pusaran bisnis dunia? Lalu Lana menjawab iya ia juga dianugerahi oleh Allah dengan limpahan Sumber Daya Alam yang demikian melimpah, meski ditengah segenap keadaan lingkungan yang secara umum tandus.
2.      Karakter Dasar Mediterania
Bert berpikir bahwa Mediterania adalah bangsa unik. Ia sadar bahwa Mediterania dihuni mayoritas masyarakat Muslim dengan sejumlah agama yanag kompleks tentu saja didalamnya. Al-Maraghi, masih dalam penuturan Kiai menyatakan bahwa pena harus di jadikan sebagai sarana berkomunikasi antar sesama manusia. Dalam bahasa modern disebut dengan istilah menulis, jadi kegiatan membaca dan menulis selalu harus berjalan bersama. Dan itulah tradisi masyarakat Muslim. Melalui dunia baca dan tulis itulah komunikasi ilmiah dapat dilakukan sekalipun letaknya saling berjauhan. Melalui pena itu jarak tidak lagi menjadi penghalang untuk terjadinya transformasi ilmu. Pena bahkan digambarkan tak ubahnya seperti lisan yang bicara. Qalam atau pena adalah benda mati yang tidak dapat memberikan pengertian. Oleh karena itu, zat yang menciptakan benda mati bisa menjadi bisa menjadi alat komunikasi. Inilah budaya baru, Budaya Ilmiah yang justru disorong secara doktrinal agama. Budaya baru ini pula yang menumbuhkan secara masif lahirnya Dar al Arqam di zaman Nabi dan diteruskan sahabatnya, sampai kepada berdirinya Bayt al Hikmah pada masa khalifah Islamiyah Daulah Abbasiyah dan Umayah baik di Baghdad maupun di Damaskus dan Cordova
3.      Watak Ilmiah Mediterania
Dengan jiwa penasaran yang tinggi, Bert kemudian menelusuri apa sejatinya itu Muktazil. Setelah mendalaminya ia menyimpulkan bahwa Muktazil adalah salah satu aliran teologi dalam islam. Kata Muktazil muncul pada saat Washil bin Atha (700-750 Masehi) menyatakan i’tazala anna ketika terjadi diskusi panjang tentang hukum umat Islam yang berbuat dosa besar bukan mukmin bukan kafir. Pemikiran Muktazilah dalam penelusuran Bert ternyata kurang diterima umana Sunni, mengapa? Karena mereka dianggap telah berlebihan dalam memanfaatkan fungsi akal manusia. Kaum Muktazilah dituduh lebih baik menggunakan akal dibandingkan dengan menggunakan tradisi.
4.      Pemikir Brilian Muslim Mediterania
Bert mengisi acara Seminar di lingkaran kaum Intelektual Muda Muslim, di salah satu Pondok Pesantren dimana dia sempat menjadi santri ia menyampaikan bahwa dia bingung dan sangat bingung mengapa umat Islam Indonesia selalu memuja keberhasilan dunia Islam di Mediterania, tetapi selalu menghujat kaum Muktazilah yang justru menjadi salah satu peletak keberhasilan dunia Islam itu sendiri. Para dai, penceramah dan para kiai masih saja menyampaikan bahaya yang mungkin lahir karena kemungkinan berkembangnya paham Muktazilah di Muslim Nusantara. Ia menagatakan bahwa ia percaya alumni disini tidaka kan memiliki iktikad yang kurang baik untuk segenap perbedaan ini. Suasana santri agak mulai senyap ketika Bert, mulai mengurai ilmuwan-ilmuwan Muktazilah. Mereka baru sadar bahwa tokoh-tokoh yang disampaikan Bert itu, ternyata memiliki ideologi yang berbeda dengan ideologi yang dianut mereka yang menamsilkan dirinya sebagai pengikut sunni yang taat. Bert kemudian mengoprasikan pemikiran ini dengan dinamika Yunani Kuno, ia mengatakan bahwa agak berbeda dengan masyarakat Yunani Kuno yang diklaim banyak pihak terlalu berbasis sekularistik khususnya dalam filsafat Aristoteles. Ilmu dalam dunia Islam, disemangati nilai nilai agama.
5.      Produk Metodologi Muslim Mediterania
Bert bersama Nanan, Dudung Abdusalam dan Kikim Tarkim menyimpulkan nalar ilmiah berdasarkan dimensi historis intelektual masyarakat Muslim. Secara simplitis, forum ini telah menumpukkan kajiannya. Bert membagi tiga metodologi ini kedalam tiga grup yang rutin mereka laksanakan. Menurut tarkim metode berpikir ini didasarkan pada kekuatan teks kitab suci (bisa secara simplistik dibaca Al-qur’an dan Hadis Nabi) tentu yang dimaksud adalah Islam. Tarkim yang mengutip pikiran Amin Abdullah sebagaimana Bert menyarankan kepadanya bahwa intelektual Muslim Indonesia temperor menyebut bahwa teks suci harus ditempatkan sebagai puncak otoritas penuh untuk memberikan arah dan arti terhadap kebenaran atau apa yang disebut dengan kebenaran. Karena itu, dalem metodologi ini teks dianggap paling dominan dibandingkan dengan kekuatan rasio. Rasio manusia harus dianggap hanya sebagai pengawal bagi teramankannya otoritas teks suci dalam memahami kebenaran.
6.      Pudarnya Tradisi Ilmiah Muslim Mediterania
Suatu hari Bert membaca pikiran Rasyd Ridha Intelektual Muslim abad ke-19 yang mengembangkan pikirannya di Universitas al- Azhar Kairo. Bert bertemu dengan pemikirannya yang mempertanyakan Kenapa Masyarakat Muslim Tertinggal? Dengan bacaannya pada pikiran Ridha ini, bert sama dengan pikirannya yang menyimpulkan bahwa kemunduran Islam karena komunitas ini meninggalkan tradisi Muslim yang intelek. Intelektualitas adalah budaya Muslim, dan intelektualitas ini ditinggalkan.
VI.              Barat Modern dan Tradisi Teknikisme
1.      Masuknya Tradisi Ilmu ke Dunia Barat
2.      Ilmu dan Paradigma Barat
3.      Capaian Barat dalam Dunia Ilmu
VII.            Sejarah Yang Hilang






Komentar

Postingan populer dari blog ini

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMEROLEHAN BAHASA ANAK

Faktor-Faktor dalam Memilih Media

TAHAP-TAHAP PEMEROLEHAN BAHASA ANAK TAHAP TELEGRAFIS