Pengaruh Agama terhadap Kesehatan Mental

 Pengaruh Agama terhadap Kesehatan Mental
Kesehatan mental (mental hygiene) adalah ilmu yang meliputi sistem tentang prinsip-prinsip, peraturan-peraturan, serta prosedur-prosedur untuk mempertinggi kesehatan rohani. Oarng yang sehat mentalnya ialah orang yang dalam rohani atau dalam hatinya selalu merasa tenang, aman dan tenteram.
Menurut H. C. Whiterington, permasalahan kesehatan mental menyangkut pengetahuan serta prinsip-prinsip yang terdapat lapangan psikologi, kedokteran, psikiatri, biologi, sosiologi, dan agama.
Dalam ilmu kedokteran dikenal istilah psikomatik (kejiwabadanan), dimaksudkan dengan istilah tersebut adalah untuk menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang erat antara jiwa dan badan. Jika jiwa berada dalam kondisi yang kurang normal seperti susah, cemas, gelisah, dan sebgaianya, maka badan turut menderita.
Beberapa temuan di bidang kedokteran, dijumpai sejumlah kasus yang membuktikan adanya hubngan tersebut, jiwa (psyche) dan badan (soma). Oarng yang merasa takut, langsung kehilangan nafsu makan, atau buang-buang air. Atau dalam keadaan merasa kesal dan jengkel, perut seseorang terasa menjadi kembung. Dan istilah “makan hati berulam jantung” merupakan cerminana tentang adanya hubungan antara jiwa dan badan sebagai hubungan timbal balik, jiwa sehat badan segar dan bada sehat jiwa normal.    
Hubungan antara agama sebagai keyakinan dan kesehatan jiwa, terletak pada sikap penyerahan diri seseorang terhadap suatu kekuasaan Yang Maha Tinggi. Sikap tersebut akan memberikan sikap optimis pada diri sesorang sehingga muncul perasaan positif seperti rasa bahagia, puas, suskses, merasa dicintai, atau merasa aman. Sikap emosi yang demikian merupakan bagian dari kebutuhan hak asasi manusia sebagai makhluk yang ber-Tuhan. Maka dalam kondisi tersebut manusia berada dalam keadaan tenang dan normal.
Cukup logis bahwa ajaran agama mewajibkan penganutnya untuk melaksanakan ajarannya secraa rutin. Bentuk dan pelaksanaan ibadah agama, paling tidak akan dapat berpengaruh dalam menanamkan keluhuran budi yang pada puncaknya akan menimbulkan rasa sukses sebagai pengabdi Tuhan yang setia. Tindak ibadah setidak-tidaknya akan memberi rasa bahwa hidup menjadi lebih bermakna. Manusia sebagai makhluk yang memiliki kesatuan jasmani dan rohani secara tak terpisahkan memerlukan perlakuan yang dapat memuaskan keduanya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMEROLEHAN BAHASA ANAK

Faktor-Faktor dalam Memilih Media

TAHAP-TAHAP PEMEROLEHAN BAHASA ANAK TAHAP TELEGRAFIS